Dia Bukan Beban, Dia Saudaraku

Tak kenal maka tak sayang”, pepatah ini tentu tidak asing lagi kita dengar. Saat seseorang memperkenalkan dirinya, tak jarang salam pembuka yang dilontarkan adalah “Tak kenal maka tak sayang”. Lalu bagaimana dengan seseorang yang belum kita kenal? Apakah kita dapat menyayangi dan mengasihinya? Tidak bisa dipungkiri komitmen kita terhadap seseorang sering ditentukan oleh pengenalan kita terhadap orang tersebut. Semakin kita mengenal secara pribadi orang tersebut, maka akan banyak aspek kehidupan yang terlibat. Bukan hanya soal pikiran, bahkan perasaan terkadang dapat dominan memengaruhi kita dalam mengambil sikap.


Galatia 6:2 “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.” Ajakan firman Tuhan di atas sangat tegas dan mengingatkan kita karena selagi kita masih hidup di bumi ini, ada beberapa hal yang kita lakukan membutuhkan bantuan orang lain. Lalu bagaimana dengan seseorang yang tidak kita kenal? Apakah kita mau menolong orang tersebut di masa-masa sulitnya?

Bagaimana mungkin kita dapat mengasihi Tuhan Allah jika kita tidak mengasihi sesama kita sendiri? Karena kasih harus selaras dengan tindakan nyata dalam kehidupan kita sebagai seorang Kristen. Sesama kita adalah orang-orang yang membutuhkan kasih dan pertolongan kita tanpa memandang status sosial, agama, dan ras. Tuhan memerintahkan kita untuk mengasihi sesama kita, seperti kita mengasihi diri kita sendiri.
Pertanyaan refleksi :

  1. Sudahkah saya menunjukkan sikap peduli dan empati terhadap orang disekitar saya?
  2. Pada saat saya menolong orang lain, apakah saya merasa terbebani dan mengharapkan timbal-balik dari perbuatan yang sudah saya lakukan?

Leave a comment